You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan TUKSONO
Kalurahan TUKSONO

Kap. SENTOLO, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

PESERTA KEMAH KWARCAB KULON PROGO KUNJUNGI INDUSTRI TAHU PAK PONIRIN (WONOBROTO, TUKSONO)

Administrator 16 Juni 2025 Dibaca 216 Kali
PESERTA KEMAH KWARCAB KULON PROGO KUNJUNGI INDUSTRI TAHU PAK PONIRIN (WONOBROTO, TUKSONO)

PESERTA KEMAH KWARCAB KULON PROGO KUNJUNGI INDUSTRI TAHU PAK PONIRIN, BELAJAR LANGSUNG PROSES PRODUKSI TAHU DARI AHLINYA

Tuksono, 15 Juni 2025 – Dalam rangkaian kegiatan kemah yang digelar di Balai Budaya dan Kampung Tradisional Tuksono, peserta kemah dari Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kulon Progo hari ini melakukan kunjungan edukatif ke industri tahu milik Pak Ponirin, yang berlokasi di Wonobroto RT 013 RW 007, Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo.

Setelah sehari sebelumnya mengunjungi CV KHS, para peserta kini mendapat kesempatan melihat langsung proses produksi tahu di salah satu sentra industri lokal unggulan. Kegiatan ini tidak hanya disambut hangat oleh masyarakat setempat, tetapi juga dihadiri oleh Lurah Tuksono Bapak Zainuri, beserta para pamong kalurahan, BPK, kakak pembina, dan awak media dari Lentera Tuksono.

Disambut Langsung oleh Pak Ponirin

Kunjungan terasa semakin istimewa karena para peserta disambut langsung oleh Pak Ponirin, pemilik sekaligus pengelola industri tahu tersebut. Dalam sambutannya, Pak Ponirin menyampaikan bahwa usaha tahu yang ia rintis telah berjalan selama lebih dari 15 tahun, dimulai dari proses manual hingga kini berkembang menggunakan alat semi-modern.

"Saya sangat senang bisa berbagi pengetahuan dengan adik-adik Pramuka. Semoga bisa menjadi inspirasi bahwa usaha kecil seperti ini bisa menjadi sumber penghidupan yang layak bila ditekuni dengan sungguh-sungguh," ujar Pak Ponirin.

Langsung Belajar Proses Pembuatan Tahu

Pak Ponirin memandu sendiri seluruh sesi edukasi produksi tahu. Dimulai dari perendaman kedelai selama 3–4 jam, dilanjutkan penggilingan menjadi santan, lalu perebusan menggunakan luang, yakni tungku besar berbahan bakar kayu.

Setelah mendidih, sari kedelai dipisahkan dari ampasnya. Ampas tersebut biasanya diolah menjadi oncom atau tempe gembus. Sari tahu yang tersisa kemudian melalui proses penggumpalan, pengepresan, dan pemotongan hingga akhirnya siap digoreng menjadi tahu goreng maupun tahu crispy.

Dengan total produksi harian mencapai 4–5 kuintal kedelai, industri ini menyerap tenaga kerja sebanyak 12 orang. Sebagian besar kedelai berasal dari impor karena pasokan lokal belum memadai. Proses distribusi dilakukan pagi dan sore hari ke berbagai wilayah seperti Semarang, Yogyakarta, Solo, Bantul, dan Nanggulan.

Industri Lokal yang Tangguh dan Mandiri

Saat ini, industri tahu Pak Ponirin telah menggunakan alat semi-modern dengan daya listrik 10.000 watt dan didukung oleh 1 unit genset. Meski demikian, para peserta juga diperlihatkan peralatan lama yang dulu digunakan secara manual, seperti tungku batu dan alat pres batu, sebagai bagian dari perjalanan panjang usaha ini.

Wilayah Wonobroto dan Kaliwiru dikenal sebagai sentra produksi tahu, dengan lebih dari 200 pengrajin yang aktif, menjadikannya salah satu penggerak utama ekonomi lokal.

Pengalaman Berharga untuk Generasi Muda

Kegiatan kunjungan ini menjadi pengalaman lapangan yang sangat berharga bagi para peserta kemah. Selain mengenal proses industri pangan secara langsung, mereka juga belajar tentang ketekunan, inovasi, dan pentingnya menjaga semangat wirausaha.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama antara peserta, pembina, perangkat kalurahan, serta Pak Ponirin sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan waktu yang telah diberikan. (Lista N/Riyad Martubi - Lentera)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image