You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan TUKSONO
Kalurahan TUKSONO

Kap. SENTOLO, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

UPACARA ADAT TAMPA KAYA

Administrator 10 Juni 2020 Dibaca 39.944 Kali

                UPACARA ADAT TAMPA KAYA

              

Tampa kaya, atau ada juga yang menyebut adat Kacar-kucur adalah salah satu rangkaian didalam upacara panggih temanten yang masih dilestarikan di Daerah Istimewa Yogyakarta terutama di pedesaan yang masih kental dengan seni budaya  Jawa

Upacara adat Tampa kaya ini dilakukukan oleh warga Yogyakarta semenjak budaya temantenan ( tepatnya tahun berapa penulis /narasumber tidak tahu) yang berasal dari dalam keraton mulai diakukan juga oleh kalangan masyarakat umum sampai sekarang

Begitu pula di Kalurahan Tuksono,Kapanewon Sentolo Kabupaten Kulonprogo, upacara adat ini masih sering ditemui dalam rangkaian upacara panggih temanten, dipandu oleh seorang dukun manten

Upacara adat ini menjadi sangat menarik karena dilakukan oleh seorang dukun temanten dengan suara  khas  jawa yang lantang  sebagaimana seorang nenek yang menasehati kepada cucunya bahwasanya setelah seorang laki-laki dan perempuan mengikat  janji dalam sebuah  pernikahan yang sah secara agama dan negara, seorang suami wajib memberikan nafkah (baik secara materi dan batin) kepada istrinya, begitu pula seorang istri harus menerima nafkah dari suami dengan penuh ikhlas dan syukur, serta bisa menggunakan sebagaimana mestinya

Mengapa harus seorang dukun temanten dan bukan seorang perias manten yang melakukan upacara adat ini/? Karena seorang dukun temanten ( mbah dukun ) dianggap sebagai seorang tua yang sudah mumpuni terutama dalam hal upacara adat, sedangkan perias temanten dianggap lebih muda dan belum tepat untuk menjadi seorang dukun temanten (kecuali seorang perias yang memang sudah bantas ilmunya tentang upacara adat

Dalam upacara adat ini menggunakan beberapa perlengkapan/ uborampe sebagai media perlambang atau pralampita antara lain : kacang tanah, jagung, kedelai, canthel (atau semacam beras merah atau sagu ), benguk, gabah, uang receh, kembang setaman ( kalau yang gagark Surakata ditambah dengan beras kuning, kunir diiris-iris kecil

Dari beberapa perlengkapan atau uborampe tersebut  bisa dijelaskan bahwa sebagai lambang seorang pria /suami harus memberikan nafkah kepada perempuan/ istri berujut uang adalah hasil kerja dan bisa juga berupa hasil kebun dan sawah hasil dari bercocok tanam

Tata cara tampa kaya itu sendiri yaitu si pengantin pria berdiri dengan membawa buntalan uborampe tersebut dan ditumpahkan (disokke ) diatas kain yang sudah dipersiapkan dan sudah dipegang oleh pengantin putri , nah sambil pengantin pria menumpahkan uborampe tersebut mbah dukun segera mengucapkan semacam japa mantra dalam bahasa jawa sebagai berikut :

Kyai Ambar sejatimaringaken kaya dhumateng Nyai Ambar sejati, sook glogook tamapanono kayane garwamu ya nduk yaaa....(hadirin menjawab giiihh...secara serempak } Kacang kawak,dhele kawak, canthel kawak, jagung kawak,pari kawak,kabeh-kabeh sarwo kawak ya ndhuk yaaaa ( giiih...) Sing gemi sing nastiti,ngati-ati,pari sewuli kanggokna sesasi, pari sejatha kanggokna sedina ya ndhuk yaaa ( giiih.... )Yen turah dicelengi,dinggo tuku kebo sapi, dinggo gawe omah loji, ning aja dinggo judi yo mas yaaa ..(giiih....) Ucur-ucur kembange  kencur, mbiyen dudu sapa-sapa saiki dadi sedulur,

 

Kemudian pengantin putri dengan dibantu oleh mbah dukun membngkus dengan ,megikatkan kain yang berisi  uborampe tersebut dan dititipkan kepada ibu pengantin perempuan

 

 

Narasumber :

Endang Bathari Anggota Harpi Melati Kulonprogo

Gbr : https://www.pinterest.ca/pin/831054937474762455/

#mamiklouw

 

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image