Pendahuluan
Ketoprak merupakan kesenian drama versi jawa yang menggabungkan unsur-unsur seperti tarian, drama, musik, serta sastra. Ketoprak seringkali menggunakan legenda serta nilai-nilai filosofis jawa dalam drama yang dimainkan. Ketoprak adalah seni yang kerap digemari oleh masyarakat di jawa, sebab dialog dan drama yang dimainkan disertai dengan alunan musik gamelan jawa untuk menambah suasana ketoprak menjadi lebih menyenangkan.
Untuk memeriahkan puncak acara peringatan hari jadi Desa Tuksono yang ke-78, pemerintahan Kelurahan Tuksono menggelar acara kesenian ketoprak yang dimainkan oleh paguyuban seni Laras Sekar Rinonce. Yang menjadikan acara ketoprak ini spesial adalah hampir seluruh pemeran dari Laras Sekar Rinonce adalah perempuan. Walaupun kebanyakan dari mereka adalah perempuan, mereka dapat membawakan drama ketoprak ini dengan suasana yang menyenangkan.
Asal Usul Ketoprak Jawa
Asal usul nama ketoprak berhubungan dengan alat musik yang dimainkan untuk mengumpulkan penonton sebelum dimulainya pertunjukan. Alat musik yang dimainkan untuk mengumpulkan penonton adalah kentongan. Dalam bahasa jawa, kegiatan memukul kentongan disebut dengan keprak dan pertunjukkan dimulai setelah kentongan di-keprak. Maka dari itu, disebutlah dengan sebutan ketoprak karena kentongan di-keprak sebelum pertunjukan dimulai.
Jenis Ketoprak Jawa
Terdapat tiga jenis ketoprak jawa, yaitu:
- Ketoprak Lesung
Keroprak lesung adalah kesenian ketoprak yang menggunakan alat musik tradisional yaitu lesung, lesung adalah penumbuk padi yang digunakan sebagai instrumen untuk mengiringi jalannya acara ketoprak.
- Ketoprak Mataram
Ketoprak mataram identik dengan iringan musik gamelan yang disertai tarian dan lagu tradisional. Ketoprak mataram kerap menggunakan cerita sejarah dan mitologi jawa dalam pertunjukannya. Cerita yang biasana diangkat dalam ketoprak mataram adalah perjuangan, cinta, penghianatan, atau kebijaksanaan. Dalam dialognya, ketoprak mataram menggunakan bahasa jawa dengan dialek yang khas.
- Ketoprak Dor
Ketoprak dor adalah kesenian ketoprak yang dikembangkan oleh masyarakat jawa deli di sumatra bagian timur. Nama dor berasal dari suara yang digunakan untuk menambah efek dramatis yang sering digunakan dalam pertunjukan. Bunyi dor dihasilkan dengan menggunakan bedug yang dipukul keras atau letusan. Salah satu ciri ketoprak dor yang membedakannya dari jenis ketoprak lainnya adalah penggunaan elemen-elemen meriah dalam pertunjukannya.
Untuk menghibur penonton dalam rangka memperingati hari jadi Desa Tuksono yang ke-78, paguyuban seni laras sekar rinonce menggelar pertunjukan ketoprak mataram yang diiringi oleh tarian serta alunan musik gamelan jawa. Jenis cerita yang diangkat dalam pertunjukan ini bertemakan perjuangan orang jawa dahulu kala serta salah satu segmen acaranya didedikasikan untuk komedi.