You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan TUKSONO
Kalurahan TUKSONO

Kap. SENTOLO, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

UPACARA PERINGATAN HARI JADI KE-78 KALURAHAN TUKSONO

Administrator 14 Januari 2025 Dibaca 3 Kali

Tanggal 10 Januari merupakan tanggal yang bersejarah bagi Kalurahan  Tuksono, tanggal ini menandakan lahirnya sebuah kalurahan yang kedepannya akan menjadi pelopor kegiatan budaya bagi masyarakat sekitar dan Kabupaten Kulonprogo. Kalurahan Tuksono lahir atas persetujuan dari pemerintah Nyayogyakarta Hadiningrat berdasarkan surat keputusan nomor 10, bulan Januari, tahun 1947 yang dimana Kalurahan  Tuksono berdiri dengan menggabungkan dua kalurahan yang telah ada, yaitu Kalurahan Kalikutuk yang berlokasi di Dusun Gunung Duk yang dipimpin oleh Ki Soma Praworo dan Kalurahan Kalisono yang berlokasi di Dusun Karang yang dipimpin oleh Ki Somenggolo. Kedua kalurahan tersebut kemudian bersatu menjadi Kalurahan Tuksono. Nama Kalurahan Tuksono sendiri adalah penggabungan dari kata “Tuk” yang berasal dari nama Kalurahan Kalikutuk dan “Sono” yang berasal dari nama Kalurahan Kalisono.

 

Pusaka Leluhur

Terdapat tiga benda bersejarah untuk mengingat hari berdirinya Tuksono, ketiga benda tersebut merupakan peninggalan para leluhur yang berupa:

  • Songsong Agung (Payung Perlindungan)

Songsong agung adalah sebuah payung yang berukuran besar. Kata “Songsong” memiliki arti payung, sedangkan “Agung” memiliki makna kebesaran atau keagungan. Songsong agung memiliki peranan penting dalam budaya Jawa, Songsong Agung adalah simbol keberkahan dan perlindungan kepada masyarakat yang diberikan oleh leluhur. Tidak hanya dijadikan sebagai pusaka yang peninggalan leluhur, Songsong Agung juga sering dijadikan simbol identitas suatu desa yang dimana perawatan serta penyimpanan Songsong Agung dianggap menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan leluhur.

 

  • Tombak (Sipat Kandel)

Sipat Kandel adalah sebuah tombak atau senjata tradisional yang memiliki simbol keberanian dan keteguhan dalam budaya Jawa. Kata “Sipat” memiliki arti garis atau jalur, dan “Kandel” memiliki arti tebal atau kuat. Secara harfiah, Sipat Kandel berarti garis keyakinan yang kuat. Filosofi ini selaras dengan pandangan masyarakat jawa yang mengutamakan ketenangan, kebijaksanaan, dan keteguhan dalam menghadapi segala rintangan.

 

  • Dwoja (Bendera merah putih)

Dalam budaya jawa sendiri menunjuk pada bendera yang memiliki maka simbolis dan sering digunakan dalam upacara budaya, adat, atau spiritual. Dalam upacara hari jadi Desa Tuksono, bendera yang digunakan adalah bendera merah putih. Bendera merah putih merupakan simbol keberanian dan kesucian. Dalam budaya jawa, warna merah merujuk pada energi kehidupan atau api perjuangan, sedangkan warna putih merupakan lambang harmoni dan kedamaian. Bendera merah putih yang dijadikan pusaka ini merupakan perpaduan dari nilai-nilai tradisional dan nasionalisme untuk menghormati leluhur serta penghormatan kepada bangsa Indonesia.

Ketiga pusaka ini merupakan simbol bagi Desa Tuksono untuk menjaga tradisi leluhur serta memiliki keyakinan yang kuat. Bendera merah putih yang dijadikan pusaka memiliki makna nasionalisme untuk menghormati bangsa Indonesia serta perjuangan leluhur dahulu kala.

Selain pengiringan tiga pusaka pada acara hari jadi Tuksono, terdapat juga tamu kehormatan dari Kepala Dinas PMK dan Dalduk Kulon Progo yang memberikan sambutan pada acara hari jadi Tuksono yaitu Bapak Muhadi Kepala PMK dan Dalduk KB Kulon Progo. Selanjutnya, Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Panewu Sentolo, Kapolsek Sentolo, Danramil Sentolo, Puskesmas Sentolo, Kepala KUA Sentolo, Lurah se-Kapanewon Sentolo, Ketua Kalurahan Budaya se-Kapanewon Sentolo, Pendamping Kapanewon , Anggota DPRD Dapil Sentolo Kartono.

Pleton yang ikut serta dalam upacara yaitu dari berbagai lapisan masyarakat seperti lembaga-lembaga kemasyarakatan kalurahan yaitu RT, RW, PKK, Karang Taruna, LPMK, BPK, Tendik PAUD, Guru-Guru TK, Kader, Linmas, RTS, dan KSB Tuksono Bersatu. Selanjutnya, seluruh sekolah dari jenjang SD sampai dengan SMA mengikuti upacara tersebut.

 

 

 

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image