LOMBA OGLEG TINGKAT DESA TUKSONO 2019
Bila kita menelusuri tepian sungai progo,yang masuk wilayah Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Maka kita akan menemukan Desa yang bernama Desa Tuksono. Maka di sana kita akan menemukan berbagai Jenis-jenis kesenian tradisional yang masih hidup dan dilestarikan oleh warga Desa Tuksono.
Salah satu kesenian Tradisional yang populer adalah kesenian oglek, jenis kesenian ini begitu terkenal dan sangat diminati oleh masyarakat Desa Tuksono dan daerah daerah sekitarnya. Lalu bila di lihat lebih dalam lagi, bahwa kesenian Oglek ini ternyata sudah ada sejak 1957 yang di ciptakan oleh Mbah Rubikin Noto Sunaryo atau sering di sebut Mbah Noto
Meski kesenian Oglek sudah populer, namun para pelaku pelaku kesenian Oglek masih tetap menjaga pada aturan aturan yang baku ( Pakem ) yang ada pada gerakan gerakan tariannya maupun Tampilannya. Gerakan gerakan tari yang menurut pakemnya diantaranya: Sesembahan, Pacak, Jonggo, Jejogetan, Jurus, gerakan Memutar, Penari di cambuk Pawang, Penari mengambil kuda, Perang Penari, Perang Pawang, Kuda di lepas penari, Jogetan atau Cantrikan kemudian diakhiri dengan Pawang penyembuhan Ke- 4 penari Oglek.
Selain kekhasan Gerakan gerakan tariannya, ternyata bentuk kuda kepang Khusus Oglek sangat berbeda dengan bentuk kuda kepang yang ada pada Jatilan- Jatilan pada umumnya. Alat ini dipergunakan dalam kesenian Jaran Kepang di Tuksono dengan ukuran 100 cm dan lebar 30 cm. Sedangkan Nama Oglek sendiri berasal dari kata kata : Oglek – Oglek yang artinya tarian itu mempunyai gerakan lurus dari kepala sampai ke pinggang. Selebihnya Oglek mempunyai Fungsi sebagai hiburan.
Berbicara mengenai tarian Oglek Khas dari Desa Tuksono, maka kita harus terlebih dahulu mengerti apa itu Oglek, dan siapa penemu pertama kalinya. Setelah menelusuri Jejak dan beberapa narasumber maka kami menemukan sosok seorang Sesepuh desa Bulak Desa Tuksono. Beliau bernama Mbah Rubikin Noto Sunaryo. Dari beliau inilah banyak cerita cerita dan kisah hidup yang kemudian melahirkan sebuah karya seni Oglek.
Menurut Mbah Noto ( demikian bapak Rubikin Noto Sunaryo biasa disebut ), tarian oglek ciptakannya itu di hasilkan pada tahun 1957. Dimana pada saat itu baru terjadi kesulitan pangan dan Ekonomi. Hanya sekedar makan 3x sehari saja terasa sulit. Keadaan saat itu benar benar dalam situasi darurat pangan. Maka untuk mengurangi kepenatan, yang ada dalam pikiran beliau, maka beliau pergi ke Alun alun Kraton Yogyakata. Tanpa di duga di keraton lagi ada festival beberapa Group Jatilan . Dari sekedar nonton Jatilan itulah Mbah Noto Terinspirasi untuk menciptakan Gerakan gerakan yang mengandung spirit kejuangan Prajurit prajurit Mataram.
Kemudian berawal dengan alat alat musik yang sederhana dan seadanya, yakni : Kenting, Thingthung, Kempul Kecil dan Besar, dan Gong. Kesemuanya itu terbuat dari kayu dan Kulit dan semuanya itu di jadikan modal untuk membangun sebuah group seni Oglek tradisional, lalu beliau memperkenalkan tari tarian Oglek tersebut kepada masyarakat sekitar
Nama Oglek itu sendiri adalah sebutan dari para penonton, hal tersebut karena dalam tarian tariannya para pemain sering memperagakan gerakan gerakan kepala yang Oglak Oglek. Tarian Oglek yang khas dari Tuksono Selalu dibawakan dengan aktraktif oleh kelompok kelompok Oglek yang ada di Tuksono.
Oglek juga mempunyai gerakan ritmis pada Tarian tariannya, seperti gerakan Beladiri. Oleh karena Oglek memang diciptakan dan dikembangkan hingga saat ini di desa Tuksono, maka dapat di katakan bahwa desa Tuksono merupakan pusat kesenian Oglek yang ada di kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo. Dari Group group kesenian Oglek yang ada di Tuksono saat ini, merupakan sebuah gambaran tentang Eksistensi seni Oglek yang begitu dikenal,Lahir dari sebuah perenungan yang begitu dijiwai dari seorang Mbah Noto dalam menyikapi keadaan keadaan sulit dengan kearifan jiwa kreatifitasnya.
Dan untuk menindaklanjuti program yang sudah tersusun di desa Budaya Tuksono 2019 Kegiatan Festival Ogleg Se Desa Tuksono Dapat dilksanakan Hari ini 04 Agustus 2019 di ikuti 5 Group ogleg se desa Tuksono dan yang menjadi juri yakni :
- Drs Surojo M.Sn dari LPM ISI jogya
- Herida Damar Wulan, S. Pd dari UNY
- Anung Saktiyas, S.Pd. dari UNY
Acara tadi berlangsung meriah selesai jam14.00 dan yang menjadi Juara :
- Penyaji Terbaik I : Group Ogleg Krida Wirama dari pedukuhan Giling
- Penyaji Terbaik II : Group Ogleg Tunjung Putih dari pedukuhan Karang
- Penyaji Terbaik III : Group Ogleg Langen Budaya dari pedukuhan Taruban Wetan
@. Yudi yowess mamik Kisti Tik 2019