
Tuksono- 24 Juli 2025, Sarasehan yang bertajuk Penguatan Nilai-Nilai Kesetiakawanan melalui RESTORASI SOSIAL berbasis Budaya Jawa mewujudkan Kesejahteraan Sosial digelar hari ini di Balai Budaya Tuksono.
Pada sambutannya Ibu Tri Susilastuti, AKS. Menyampaikan bahwa dengan status Kalurahan Tuksono sebagai kalurahan mandiri budaya maka harus diisi dengan nilai-nilai kesetiakawanan sosial berbasis budaya jawa. Sehingga Kalurahan Tuksono mempunyai identitas pada nilai-nilai luhur budaya jawa. Ada 25 nilai luhur budaya jawa yang harus dilestarikan yang bisa mewujudkan kesejahteraan sosial. Dengan kegiatan ini dinsos mengajak untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut sehingga tidak lagi terjadi permasalahan-permasalahan yang besar. Melek teknologi boleh tetapi tetap tanamkan nilai-nilai luhur budaya jawa agar tidak terjadi permasalahan.
Selanjutnya, Muhammad Ajrudin Akbar S.Sos.I. selaku komisi B bagian perekonomian dan keuangan juga menyampaikan terkait dengan tema sarasehan pada hari ini . Kalurahan Tuksono masuk sebagai kawasan industry mempunyai dampak yang positif seperti ekonomi berkembang. Tetapi juga punya dampak lain dengan masuknya warga lain daerah karena budaya yang berbeda sehingga perlu penguatan-penguatan nilai luhur. Perubahan gaya hidup yang harus kita antisipasi sesuai peraturan Menteri Sosial Nomor 22 tahun 2017. Harapannya restorasi sosial ini saling menguatkan karena potensi di Tuksono ini sangat banyak. Jangan sampai modernitas ini akan menggerus tatanan di Tuksono. Kami selaku anggota dewan akan senantiasa mendukung anggaran untuk kegiatan yang positif ini.
Bertindak sebagai narasumber pada sarasehan kali ini adalah Bapak Abu Yazid, S.IP., MM. dan seorang akademisi dan pencetus konsep-konsep yang berhubungan dengan kebudayaan dan sosial yaitu Bapak Dr. Drs. Hajar Pamadhi, MA.
Bapak Hajar Pamadhi menyampaikan beberapa hal yang bisa dilaksanakan sebagai Gerakan resotorasi sosial yaitu patuladan, pembiasaan: tata basa, tata krama, dan pendidikan formal. Ajaran jawa ada delapan dan di sini akan kami jabarkan tiga yaitu nerimo ing pandum, syukur, dan sabar. Hal yang harus menjadi perhatian yaitu bonus demografi. Anak-anak dan pemuda lebih banyak daripada generasi tua. Transformasi sosial adalah perubahan sosial yang hebat. Budaya juga trmasuk pola hidup bukan hanya kesenian, Kesejahteraan sosial tidak hanya fisik tapi juga rasa. Restorasi bukan hanya kata tetapi gerakan.
Bapak Abu Yazid, S. IP., M. M. dalam penyampaian materinya menegaskan bahwa restorasi sosial ini mengilhami program-program kemensos. Diambil dari keprihatinan terhadap kondisi yang ada saat tahun 2015-2017.Takaran sukses sudah bergeser dari maknanya. Sukses tidak hanya diukur dengan ekonomi yang banyak tetapi kehidupan sosial yang lebih tinggi.

.jpeg)
